Cari Blog Ini

Selasa, 07 Juni 2011

Mewaspadai Antraks

Mewaspadai Antraks

Antraks adalah penyakit Zoonosis (menular dari hewan ke manusia) yang disebabkan oleh kuman bacillus antraksis yang berbentuk batang, termasuk gram positif, menghasilkan exotoksin, dan mampu membentuk spora yang dapat bertahan sampai 60 tahun di tanah kering, kulit, bulu binatang, dan wool. Dengan spora inilah antraks dapat sewaktu-waktu mengifeksi hewan dan manusia
Epidemiologi
Antraks pertama kali ditemukan di Indonesia dilaporkan oleh Javasche Courant yang terjadi pada kerbau di Teluk Betung (Sumatra) tahun 1884
Antraks pada hewan
Di Indonesia penyakit ini sering dijumpai pada kerbau, sapi, kambing, domba, kuda, dan babi
Gejala klinik :
Demam tinggi, keringat banyak, bengkak pada buah zakar, pelipatan paha, dan kepala bagian bawah. Beberapa hewan juga disertai kolik, diare, dan merusak sistem limfe (kelenjar getah bening).  Perkembangan penyakit ini jika sudah masuk peredaran darah hewan akan mengakibatkan kematian yang sangat cepat. Kematian umumnya oleh pengaruh toxin yang menimbulkan gangguan pada saraf pusat berupa kelumpuhan dan kegagalan pernapasan
Antraks pada manusia
Manusia bisa tertular antraks melalui kulit yang terluka setelah kontak dengan hewan atau hasil hewan, terhirup/ inhalasi atau melalui makanan. Biasanya peternak, pemotong hewan, pekerja pada industri wool, kulit, atau masyarakat luas yang mengonsumsi daging yang mengandung bacillus antraksis


Ada 3 bentuk antraks pada manusia
1.      Antraks cutaneus/ kulit
Sekitar 95% antraks pada manusia merupakan antraks kulit. Kulit yang terkena akan lecet menjadi papula kecil merah dan menimbulkan gatal kemudian menggelembung yang berisi cairan (vesikel) kemudian pecah dan bagian tengahnya berwarna hitam. Luka ini tidak nyeri. Kuman dapat menjalar ke kelenjar getah bening regional. Apabila berlanjut dapat beredar kedalam aliran darah dan menyebabkan kematian
2.      Antraks inhalasi/ saluran napas
Antraks inhalasi dapat terjadi karena orang menghirup udara yang mengandung spora antraks. Sering terjadi pada pekerja pengumpul wool. Dimulai setelah inkubasi 1-6 hari dengan gejala yang tidak khas yaitu lesu,lelah,nyeri otot dan demam. Mungkin juga batuk kering dan rasa tidak nyaman pada dada, kemudian disusul dengan sesak napas dan nyeri dada yang hebat. Kematian dapat terjadi secara mendadak oleh karena kelumpuhan otot-otot pernapasan oleh toxin antraks. Angka kematian akibat antraks inhalasi sekitar 75%. Bahkan antraks ini sering terjadi pada daerah perang yang menggunakan antraks sebagai senjata biologis untuk melawan musuh
3.      Antraks intestinal/ saluran pencernaan
Terjadi bila orang mengkonsumsi daging yang terkontaminasi kuman antraks. Masa inkubasi 2-5 hari. Pasien akan merasa sakit tenggorokan, demam,nyeri menelan,mual kemudian menjadi nyeri perut yang hebat disertai muntah darah dan diare. Angka kematian pada antraks ini sampai 60%
4.      Antraks otak
Terjadi bila kuman sudah masuk ikut aliran darah sehingga sampai otak. Gejalanya demam, sakit kepala, kejang, kesadaran menurun, dan kaku kuduk

DIAGNOSA :
Baik pada hewan maupun manusia diagnosa ditegakkan berdasar gejala klinik, riwayat kejadian, isolasi kuman, dan pemeriksaan serologis di laboratorium

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Pengobatan antraks pada hewan maupun manusia menggunakan antibiotik dosis tinggi. Pengobatan akan berhasil baik bila diberikan pada penyakit dalam tahap dini dengan gejala klinik ringan
Profilaksi dengan imunisasi aktif perlu diberikan pada pekerja resiko tinggi, seperti pekerja di peternakan hewan, industri wool,kulit atau tentara didaerah peperangan yang diduga menggunakan spora antraks sebagai senjata biologis

PENCEGAHAN
Ada 4 yang bisa dilakukan :
1.      Pada daerah bebas antraks dengan tindakan karantina berupa pelarangan masuknya hewan dari daerah tertular ke daerah bebas
2.      Pada daerah tertular antraks dengan melakukan vaksinasi terhadap semua hewan
3.      Pada masyarakat resiko tinggi tertular antraks agar menggunakan perlengkapan kerja yang memadai, seperti penggunaan sepatu boot dan sarung tangan pada peternak
4.      Untuk masyarakat luas diberi pengetahuan tentang sanitasi umum seperti : hewan yang mati akibat antraks dilarang untuk disembelih atau dimakan, harus segera dikubur atau dibakar, dan kandang beserta semua perlengkapan harus disucihamakan
Untuk itulah pengetahuan serta tindakan pencegahan dan pengobatan sedini mungkin sangat penting pada penyakit ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar